Kamis, 26 Mei 2011

Respek sebagai "Miniatur" Otonomi khusus Papua

Menjadi suatu daerah otonom merupakan bentuk sederhana dari suatu negara serikat. Mengapa demikian ? karena setiap daerah diberikan keleluasaan untuk mengatur serta mengelola daerahnya sesuatu dengan kebutuhan spesifik lokasi/ daerah tersebut. Namun beberapa hal seperti keamanan, hubungan luar negri dan juga moneter masih di atur oleh pusat, yakni sebagai tanggung jawab Pemerintah Pusat.
Terlepas dari hal tersebut, Provinsi Papua telah memasuki tahun ke 10 dalam era otonomi khusus telah mengambil langkah-langkah kongkrit dalam membangun daerahnya.  Semenjak kepemimpinan Bpk. Dr Barnabas Suebu, SH sebagai Gubernur Provinsi Papua, beliau telah mencanangkan suatu Program kerja yang dikenal dengan Rencana Strategis Pembangunan Kampung (RESPEK) sebagai pengembangan dari kegiatan Turkam (turun Kampung).  Apresiasi masyarakat di kampung-kampung sangat luar biasa, takala mendapat kunjungan dari Gubernur serta rombongan, terlebih lagi dengan peluncuran RESPEK, dimana setiap Kampung mendapat bantuan dana pengembangan sebasar 100juta.

Respek vs Otsus

Apabila kita membicarakan otonomi khusus ditanah Papua, selalu identik dengan Pemanfaatan dan pengelolaan dana yang sangat besar, sehingga sering/ lebih dominan akan memunculkan presepsi negatif terhadap Pemerintah yang telah atau sebagai pelaksanakan amanah undang-undang otonomi khusus.  Namun apabila kita memperhatikan keadaan di kampung-kampung masyarakat sangat merasakan betul tentang pengelolaan dana Otsus itu (yang diluncurkan dalam bentuk respek) kalau ada testimoni respek, saya yakin pasti banyak orang dikampung-kampung akan merasa bersyukur dengan peluncuran dana Respek.  Mengapa tidak, daerah yang dulunya belum adanya sanitasi air bersih respek menjawab itu, ada daerah yang belum ada toilet, repek menjawab itu, dan masih banyak sekali keberhasilan Respek di tanah Papua.

Mengapa Respek sebagai "miniatur" Otonomi khusus ?

ya.. kita kembali lagi kepada pengertian otonomi khusus yakni bahwa daerah tersebut diberikan kebebasan untuk mengatur daerahnya sendiri, maka dengan Respek setiap kampung akan mengatur sendiri Pemanfaatan dana Respek untuk pembangunan dan pengambangan dikampung tersebut sesuai dengan konsep penyelesaian kebutuhan prioritas kampung tersebut.  Untuk membuat keputusan akan apa yang dikerjakan terkait pemanfaatan dana Respek itu pun melalui tahapan-tahapan yang dipantau dan didampingi oleh Pendamping yang terlatih.
Sehingga dengan demikian Respek dapat juga kita katakan sebagai miniatur dari Otonomi khusus dan juga merupakan bentuk kebijakan Pembangunan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyrakat Papua.

Terlepas dari itu, 5 tahun sudah kepemimpinan Bpk Dr. Barnabas Suebu, SH dan Papua akan memilih seorang kepala daerah yang baru dan RESPEK sendiri hingga di akhir kepemimpinan-nya masih sebatas Program Kerja. Apakah dengan gubernur yang baru, masyarkat di kampung-kampung masih akan mendapat bantuan dana pengembangan seperti RESPEK ataukah itu tinggal kenangan ?.... kita tunggu perkembangannya.

Selasa, 24 Mei 2011

Kehidupan Papua Baru

Papua sebagai bentuk teritorial NKRI yang menempatkan diri sebagai Pintu timur Nusantara dan merupakan suatu pulau yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap ketersediaan oksigen dimuka bumi ini telah banyak mengalami perubahan.  Pengikisan nilai-nilai moral maupun budaya dan rohani membuat prihatin bagi kita semua.  Mengapa tidak, ras yang hanya lebih kurang satu persen dari penduduk Indonesia ini dengan kekayaan alam diatas tanah maupun yang didalam tanah, baik yang sedang di explorasi maupun yang masih tersembunyi telah lama hidup dibawah garis kemiskinan dan hanya memperhatikan pembangunan diatas tanah-mereka. Pemerintahan orde lama, digantikan dengan orde baru dan kemudia orde reformasih tidak merubah tatanan kehidupan masyarakat Papua.  Pemimpin Negera berganti-ganti, hingga papua memasuki krisis-krisis kepercayaan terhadap Pemerintah, maka dengan waktu yang panjang dan atas berkat Tuhan Pemerintah membentuk Propinsi Papua sebagai daerah otonomi khusus bersama propinsi Nanggruh Aceh Darusalam.  Suatu angin segar bagi orang papua....

Bentuk keberpihakan Pemerintah melalui Pemerintah daerah perlahan-lahan menyentuh hati nurani masyarakat Papua melaluli program-program penjangkauan seperti di bidang kesehatan, pendidikan dan kerohanian.

Pemulihan Papua

Semakin terbuka masyarakat Papua semakin besar pengaruh yang akan mengganggu keharmonisan hidup berdamai dengan penuh kasih di tanah Papua.  Pimpinan-Pimpinan umat beragama mulai bersama-sama membangun kerjasama dalam pembinaan mental spiritual masyarakat Papua.  Bagi Para hamba-Hamba Tuhan ada kebangkitan baru untuk bersama- sama melayani Tuhan. Terlihat di adakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dimana-mana, demikian dengan Pimpinan agama-agama yang lain mulai merangkul umat mereka dalam rutinitas ibadah masing-masing.
Banyak Nubuatan yang telah diucapkan oleh abdi-abdi Allah bagi tanah ini (tanah papua) bahwa ini saatnya untuk tanah Papua DIPULIHKAN.

Sungguh suatu perjalanan yang panjang dan melelahkan. banyak korban yang terjadi diatas tanah ini, banyak air mata yang membasahi tanah ini dan juga banyak tangisan yang memecahkan kesunyian di tanah ini. Kisah ini analogi dari bangsa Israel ketika berada di padang gurun menuju tanah Perjanjian.  Kini sepuluh tahun sudah otonomi khusus berjalan di tanah Papua, tidak banyak perubahan yang terjadi tetapi telah semakin kokoh LANDASAN PAPUA BARU tertanam dalam hati sanubari rakyat Papua. Telah tampil generasi Papua yang mampu berkiprah di kanca nasional bahkan internasional, berbagai penghargaan telah diraih, dan itu membuktikan bahwa LANDASAN PAPUA BARU telah disiapkan dan suatu saat nanti, Papua akan terbang tinggi meng-iringi mentari menyinari dunia, akan menjadi kesukaan bagi TUHAN dan manusia.